5 Bahaya Mengonsumsi Kopi Instan Setiap Hari yang Jarang Dihiraukan

Mengonsumsi kopi telah menjadi kebiasaan harian bagi banyak orang. Di tengah padatnya aktivitas, sebagian orang memilih kopi instan karena kepraktisannya. Namun sebenarnya apa bahaya mengonsumsi kopi instan setiap hari?

Perlu diketahui bahwa proses pembuatan serta komposisi kopi instan berbeda dari kopi biasa, dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kopi instan atau kopi dalam kemasan sachet diolah melalui proses pemanggangan biji kopi, yang kemudian digiling hingga menjadi bubuk. Bubuk ini diseduh, lalu dikeringkan kembali hingga menghasilkan kristal kopi instan.

Sayangnya, proses tersebut mengurangi kandungan zat gizi penting yang ada dalam biji kopi. Selain itu, dalam kopi instan sering ditambahkan bahan lain untuk meningkatkan cita rasa, seperti pemanis buatan dan krimer.

Sering kali, kadar kopi asli dalam produk ini cukup rendah karena rasa dominan berasal dari perisa buatan. Jika dikonsumsi secara berlebihan dalam jangka waktu panjang, kandungan tambahan dalam kopi instan ini bisa berisiko bagi kesehatan.

Dalam uraian kali ini akan diberikan beberapa bahaya mengonsumsi kopi instan setiap hari yang bisa diketahui. Berikut diantaranya:

1. Meningkatkan Risiko Obesitas

Salah satu risiko mengonsumsi kopi instan adalah meningkatnya kemungkinan mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas. Apa penyebabnya?

Kopi instan dalam kemasan sachet umumnya mengandung tambahan gula yang cukup tinggi, sehingga dapat menambah asupan kalori harian Anda. Setiap gram gula menyumbang sekitar 4 kilokalori.

Dalam satu sachet kopi, kandungan gula bisa mencapai 13 gram, yang berarti Anda mengonsumsi sekitar 52 kilokalori tambahan hanya dari satu cangkir kopi. Ketika kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak dibandingkan dengan kalori yang dibakar melalui aktivitas fisik, berat badan cenderung akan meningkat.

2. Rentan Terkena Diabetes

Salah satu risiko utama dari konsumsi kopi sachet terletak pada kandungan gulanya. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, satu bungkus kopi instan dapat mengandung sekitar 13 gram gula tambahan.

Padahal, Kementerian Kesehatan RI menetapkan bahwa batas maksimal konsumsi gula harian yang disarankan adalah 50 gram. Dengan kata lain, satu gelas kopi instan saja sudah menyumbang lebih dari seperempat dari batas asupan gula harian.

Perlu diketahui bahwa asupan gula yang berlebihan bukanlah hal baru dalam kaitannya dengan risiko diabetes tipe 2. Konsumsi gula yang tinggi dapat memicu kondisi seperti kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan faktor pemicu utama diabetes tersebut.

3. Rentan Terkena Penyakit Jantung

Jika Anda terbiasa mengonsumsi kopi instan yang sudah dicampur dengan krimer, sebaiknya pertimbangkan kembali. Krimer dalam kopi instan umumnya mengandung lemak jenuh yang bisa berdampak negatif pada kesehatan.

Lemak jenuh diketahui berpotensi meningkatkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh. Kebiasaan minum kopi instan dalam jumlah banyak dan secara rutin dapat menyebabkan penumpukan kolesterol jahat di pembuluh darah.

4. Mengganggu Suasana Hati

Meskipun jumlahnya tidak sebanyak kopi biasa, kopi instan tetap memiliki kandungan kafein. Zat ini dapat memicu peningkatan katekolamin dalam tubuh.

Ketika kadar katekolamin naik, tubuh merespons seolah-olah berada dalam situasi berbahaya atau menakutkan, yang kemudian bisa menimbulkan perasaan cemas.

Selain itu, konsumsi gula berlebihan yang sering ditemukan dalam kopi instan juga dapat mengganggu keseimbangan endorfin di otak, yaitu senyawa yang berperan dalam mengatur suasana hati.

5. Meningkatkan Risiko Kanker

Selain kafein, kopi instan juga mengandung senyawa kimia bernama akrilamida yang berpotensi berdampak negatif bagi kesehatan.

Akrilamida sendiri terbentuk selama proses pemanggangan biji kopi. Senyawa ini juga dapat dijumpai pada asap, berbagai peralatan rumah tangga, produk perawatan tubuh, serta sejumlah jenis makanan.

Itulah beberapa bahaya mengonsumsi kopi instan setiap hari yang bisa diketahui. Tentunya dengan mengetahui berbagai resiko ini, maka kita akan lebih waspada dalam mengonsumsinya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top